Desa Sejahtera Astra: Dari Potensi Lokal Menuju Kemandirian Desa
Desa sering kali identik dengan kesederhanaan, keterbatasan, dan jauh dari pusat perkembangan
ekonomi. Namun, di balik itu, desa menyimpan potensi besar
yang bila digarap dengan serius
mampu mengangkat kehidupan masyarakatnya. Inilah yang
dilihat Astra ketika meluncurkan
program Desa Sejahtera Astra (DSA) pada 2018. Bukan sekadar
program tanggung jawab sosial,
melainkan sebuah gerakan kolektif yang bertujuan menumbuhkan
desa menjadi mandiri, berdaya,
dan mampu menghadirkan kesejahteraan yang berkelanjutan.
Hingga kini, program DSA telah hadir di lebih dari seribu
desa yang tersebar di 37 provinsi dan
176 kabupaten. Kehadirannya mencakup berbagai bidang mulai
dari kopi, pertanian, perikanan,
hingga wisata, kriya, dan budaya. Setiap desa dipetakan
sesuai dengan potensi unggulannya,
kemudian didampingi dengan program yang sesuai kebutuhan.
Dari Sabang hingga Merauke,
program ini telah menyentuh kehidupan ribuan masyarakat
desa, memberi ruang bagi mereka
untuk berkembang, bahkan membawa produk unggulan hingga
pasar global.
Sejak awal, Astra menekankan bahwa pembangunan desa harus
berangkat dari empat pilar utama:
kewirausahaan, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.
Keempat pilar ini ibarat fondasi yang
menopang bangunan besar bernama kesejahteraan. Tanpa
kewirausahaan, desa tidak bisa tumbuh
secara ekonomi. Tanpa pendidikan, masyarakat akan sulit
mengembangkan kapasitas. Tanpa
kesehatan dan lingkungan yang terjaga, pembangunan akan
rapuh. Prinsip inilah yang menjadi
dasar bagi setiap aktivitas dalam Desa Sejahtera Astra.
Pendampingan dilakukan secara menyeluruh. Masyarakat desa
tidak hanya diajak untuk
mengenali dan mengolah potensi lokal mereka, tetapi juga
diberikan pelatihan manajemen usaha,
pemasaran digital, hingga akses ke permodalan. Astra
mendukung terbentuknya kelembagaan
lokal yang kokoh, sekaligus membantu membangun infrastruktur
yang dibutuhkan, mulai dari
pusat produksi hingga lokasi wisata yang representatif.
Tidak berhenti di situ, Astra juga
memfasilitasi perluasan jaringan pasar, termasuk buyer
matching dengan pembeli dari luar negeri.
Hasilnya, pada 2022 tercatat 255 desa berhasil mengekspor
produk unggulannya dengan nilai
mencapai lebih dari Rp39 miliar.
Cerita dari lapangan menunjukkan dampak nyata program ini.
Di Kabupaten Manggarai Barat,
misalnya, para nelayan dan petani yang sebelumnya hanya
berpenghasilan Rp500 ribu hingga
Rp700 ribu per bulan, kini bisa memperoleh pendapatan hingga
Rp2 juta setelah program
dijalankan. Bagi masyarakat desa, peningkatan ini bukan
hanya soal angka, tetapi juga soal
harapan. Mereka bisa membiayai sekolah anak, memperbaiki
rumah, bahkan mengembangkan
usaha baru. Di tempat lain, seperti desa-desa penghasil kopi
di Aceh dan Toraja, program DSA
membuka jalan agar kopi berkualitas bisa dipasarkan hingga
Eropa.
Salah satu klaster yang paling menarik adalah Wisata, Kriya,
dan Budaya (WKB). Di klaster ini,
desa diajak mengembangkan potensi wisata berbasis alam dan
budaya, sekaligus melestarikan
warisan lokal seperti kriya, seni pertunjukan, dan tradisi
masyarakat. Desa Wisata Sudaji di Bali,
Desa Wihni Durin di Aceh, hingga Desa Bayu Munduh di Banten
adalah contoh desa yang kini
dikenal bukan hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga
karena kerajinan dan budayanya yang
unik.
Melalui klaster WKB, Astra membantu desa mengemas potensi
menjadi paket wisata yang utuh.
Pengunjung yang datang tidak hanya menikmati panorama alam,
tetapi juga bisa belajar membuat
tenun tradisional, melihat pertunjukan seni, atau membeli
kerajinan tangan langsung dari perajin
lokal. Dengan begitu, ekonomi desa bergerak dari berbagai
arah: homestay mendapat tamu,
warung makan mendapat pelanggan, perajin mendapat pembeli,
dan generasi muda mendapat
kesempatan untuk bekerja tanpa harus meninggalkan desa.
Tidak jarang, produk-produk kriya yang lahir dari desa
binaan ini juga menembus pasar global.
Tenun, ukiran kayu, hingga perhiasan dari desa telah tampil
dalam pameran internasional. Dari
sebuah bengkel kecil di desa, lahirlah karya yang mendapat
apresiasi di luar negeri. Inilah bukti
bahwa kreativitas masyarakat desa tidak kalah dengan produk
dari kota besar, asalkan didukung
dengan manajemen yang baik dan akses pasar yang luas.
Selain pendampingan langsung, Astra juga menguatkan program
ini melalui edukasi dan publikasi.
Situs resmi Desa Sejahtera Astra kini menjadi semacam
pangkalan data desa wisata, yang
menampilkan profil desa dan produk unggulannya. Serial
webinar rutin juga digelar,
menghadirkan narasumber dari kalangan praktisi, akademisi,
dan pelaku usaha desa untuk berbagi
pengalaman dan praktik terbaik. Dengan cara ini, pengetahuan
tidak berhenti di satu desa saja,
melainkan menyebar ke ratusan desa lain.
Tentu perjalanan menuju desa mandiri tidak selalu mulus.
Masih ada tantangan besar yang harus
dihadapi, seperti keterbatasan sumber daya manusia, akses
teknologi, dan stigma sosial yang
melekat pada sebagian masyarakat. Namun justru di sinilah
letak nilai program ini. Melalui
pendampingan berkelanjutan, masyarakat desa belajar untuk
bangkit, menyesuaikan diri dengan
perubahan, dan menemukan cara baru untuk maju.
Bagi Astra, Desa Sejahtera Astra bukan sekadar program
tanggung jawab sosial perusahaan. Ini
adalah kontribusi nyata bagi masa depan bangsa. Desa adalah
fondasi Indonesia. Jika desa maju
dan sejahtera, maka kota pun akan ikut kuat. Sebaliknya,
jika desa tertinggal, kesenjangan akan
semakin lebar. Visi Astra sejalan dengan cita-cita Indonesia
Emas 2045, di mana kesejahteraan
tidak lagi hanya milik kota, tetapi juga menjadi bagian dari
setiap desa di pelosok negeri.
Kini, ketika ribuan desa telah merasakan manfaatnya, Desa
Sejahtera Astra menjadi bukti bahwa
kolaborasi antara perusahaan, masyarakat, dan pemerintah
bisa melahirkan perubahan besar.
Setiap desa yang tumbuh mandiri adalah cerita sukses tentang
harapan, kerja keras, dan ketekunan.
Setiap produk yang menembus pasar ekspor adalah bukti bahwa
desa Indonesia mampu bersaing di tingkat global.
Dan setiap senyuman masyarakat desa adalah tanda bahwa
kesejahteraan bukanlah mimpi, melainkan kenyataan yang bisa diwujudkan bersama.
Desa Sejahtera Astra mengajarkan kita satu hal penting: bahwa membangun bangsa
harus dimulai dari desa. Di situlah akar budaya, ekonomi, dan kehidupan sosial
kita bertumbuh. Jika akar itu kuat, maka pohon besar bernama Indonesia akan
tumbuh kokoh, rindang, dan memberi manfaat bagi seluruh dunia.