Perbedaan Fungsi Bangunan Hunian & Non Hunian dalam PBG 2026
Mengapa Kategori Fungsi Bangunan Penting dalam PBG 2026?
Memahami kategori fungsi bangunan dalam PBG 2026 sangat
penting karena setiap fungsi memiliki standar teknis, zonasi, serta persyaratan
dokumen yang berbeda. Selain itu, pemerintah perlu memastikan setiap bangunan
dibangun sesuai peruntukan agar lingkungan tetap tertata dan aman. Oleh karena
itu, penentuan fungsi bangunan menjadi langkah pertama sebelum memulai proses
perizinan.
Selain menentukan kebutuhan desain, fungsi bangunan juga
memengaruhi persyaratan struktur dan utilitas yang harus diwajibkan dalam Jasa PBG.
Dengan mengetahui kategorinya sejak awal, pemilik bangunan dapat menyiapkan
dokumen teknis sesuai aturan sehingga risiko revisi dapat diminimalkan.
Lebih jauh lagi, fungsi bangunan akan menentukan kebutuhan
SLF (Sertifikat Laik Fungsi) setelah bangunan selesai. Karena itu, salah
memilih fungsi bukan hanya menghambat proses PBG, tetapi juga dapat berakibat
pada pengurusan SLF di kemudian hari.
Hubungi Masterizin sekarang untuk konsultasi
gratis! Klik di sini
Definisi Bangunan Hunian dan Non Hunian
Setiap bangunan dibedakan berdasarkan aktivitas utama yang
terjadi di dalamnya. Perbedaan ini menjadi dasar penilaian dalam proses PBG.
Bangunan Hunian
Bangunan hunian digunakan sebagai tempat tinggal. Contohnya
mencakup rumah tinggal, apartemen, dan rumah susun. Selain itu, bangunan hunian
harus memberikan kenyamanan, keamanan, dan privasi bagi penghuninya. Kegiatan
di dalam bangunan hunian juga cenderung memiliki intensitas lebih rendah.
Bangunan Non Hunian
Sebaliknya, bangunan non hunian digunakan untuk kegiatan
usaha, pelayanan publik, atau aktivitas produksi. Contohnya ruko, kantor,
gudang, fasilitas pendidikan, hingga bangunan industri ringan. Aktivitas di
dalam bangunan non hunian memiliki ritme yang lebih padat sehingga memerlukan
standar struktur dan keselamatan yang lebih kompleks. Dengan demikian, dokumen
teknis non hunian biasanya lebih lengkap daripada hunian.
Perbedaan Utama Fungsi Bangunan Hunian & Non Hunian
dalam PBG 2026
1. Perbedaan Tujuan Penggunaan
Bangunan hunian difungsikan untuk aktivitas tinggal dan
kebutuhan domestik. Sementara itu, bangunan non hunian diarahkan untuk kegiatan
komersial, operasional, maupun pelayanan publik. Karena tujuannya berbeda,
kebutuhan teknis dan regulasinya juga tidak sama.
2. Perbedaan Standar Struktur
Standar struktur non hunian jauh lebih ketat dibanding
hunian. Hal ini terjadi karena bangunan non hunian sering menampung lebih
banyak orang, barang, atau mesin. Sebaliknya, bangunan hunian memiliki beban
struktur lebih ringan. Oleh karena itu, perhitungan struktur non hunian harus
benar-benar mengikuti ketentuan SNI.
3. Perbedaan Sistem Keselamatan
Dalam bangunan non hunian, sistem keselamatan wajib mencakup
jalur evakuasi, tangga darurat, proteksi kebakaran, dan APAR. Namun, bangunan
hunian menggunakan standar keselamatan sederhana yang disesuaikan dengan
kebutuhan keluarga. Selisih standar keselamatan ini menjadikan proses
verifikasi non hunian lebih detail.
4. Perbedaan Zonasi
Zonasi menjadi dasar utama dalam menentukan fungsi bangunan.
Hunian harus berada di zona permukiman, sedangkan non hunian ditempatkan di
zona perdagangan, komersial, industri, perkantoran, atau fasilitas publik. Oleh
sebab itu, kesalahan memilih zonasi dapat menyebabkan pengajuan PBG langsung
ditolak.
5. Perbedaan Intensitas Bangunan
Bangunan non hunian biasanya memiliki nilai KDB dan KLB
lebih tinggi dibanding hunian. Selain itu, bangunan non hunian memerlukan area
parkir, akses pengunjung, serta utilitas tambahan. Perbedaan ini membuat
pengembangan desain harus mempertimbangkan regulasi intensitas ruang sesuai
kategori bangunan.
6. Perbedaan Kebutuhan Utilitas
Utilitas bangunan non hunian jauh lebih kompleks. Misalnya,
sistem listrik berkapasitas besar, jalur pembuangan air skala komersial,
drainase besar, hingga sistem ventilasi tambahan. Sebaliknya, bangunan hunian
menggunakan utilitas standar domestik yang lebih sederhana. Karena itu, gambar
utilitas non hunian wajib lebih detail.
Kapan Sebuah Bangunan Masuk Hunian atau Non Hunian?
Kesalahan fungsi sering terjadi ketika pemilik bangunan
mengubah penggunaan bangunan tanpa menyesuaikannya dengan izin. Contohnya:
- Rumah
yang dijadikan kos-kosan dianggap non hunian
- Garasi
yang diubah menjadi bengkel masuk kategori industri ringan
- Rumah
digunakan sebagai klinik harus masuk kategori bangunan pelayanan
- Ruko
digunakan sebagai tempat tinggal menjadi fungsi campuran
Oleh karena itu, fungsi bangunan harus ditetapkan
berdasarkan aktivitas utama yang dilakukan.
Dampak Kesalahan Menentukan Fungsi Bangunan
Apabila fungsi bangunan tidak sesuai, pemilik bangunan dapat
menghadapi berbagai konsekuensi. Misalnya:
- Revisi
dokumen teknis berulang
- Penolakan
pengajuan PBG
- Hambatan
pengurusan SLF
- Kendala
hukum saat menjual atau menyewakan bangunan
- Risiko
pembongkaran sebagian bangunan oleh dinas
- Ketidaksesuaian
utilitas dan struktur sehingga membahayakan pengguna
Dengan memahami fungsi bangunan sejak awal, risiko tersebut
dapat diminimalkan.
Langkah Menentukan Fungsi Bangunan Secara Tepat
Untuk menentukan fungsi bangunan secara benar, beberapa
langkah berikut dapat dilakukan:
- Memeriksa
zonasi RDTR secara resmi
- Menyesuaikan
fungsi bangunan dengan kegiatan aktual
- Mengevaluasi
intensitas bangunan sesuai ketentuan
- Menyusun
gambar teknis berdasarkan kategori hunian atau non hunian
- Berkonsultasi
dengan ahli perizinan agar tidak salah fungsi
Dengan pendekatan tersebut, pemilik bangunan dapat
memastikan seluruh dokumen mengikuti aturan PBG 2026.
Peran Masterizin dalam Penentuan Fungsi Bangunan PBG
Masterizin membantu pemilik bangunan menentukan fungsi
bangunan yang tepat sebelum mengajukan izin. Layanan profesional yang diberikan
mencakup:
- Konsultasi
GRATIS
- Pemeriksaan
zonasi dan tata ruang
- Penyusunan
gambar arsitektur dan struktur sesuai fungsi
- Penyesuaian
dokumen teknis untuk SIMBG
- Pendampingan
upload dokumen
- Komunikasi
dengan dinas secara langsung
- Progress
report transparan
Dengan pengalaman lebih dari 10 tahun, Masterizin memastikan
pengurusan PBG lebih cepat, tepat, dan sesuai regulasi.
Call to Action
Jika Anda ingin memastikan bangunan Anda sesuai dengan
fungsi hunian atau non hunian dalam PBG 2026, Masterizin siap mendampingi
seluruh prosesnya.
Hubungi kami hari ini:
📞 0889-7666-6588
📍
Ruko Prima Orchard Blok F5, Bekasi Utara – Kota Bekasi
📸
Instagram: @masterizin.id
Masterizin — Konsultan PBG, IMB, dan SLF Profesional di
Seluruh Indonesia.
Hubungi Masterizin sekarang untuk konsultasi
gratis! Klik di sini